Digital Journal Naikreatif

5 Ancaman Artificial Intelligence (AI) bagi Pelaku Bisnis Indonesia
'}}

Seiring dengan perkembangan teknologi, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah banyak dipakai oleh perusahaan. AI ini mampu menghasilkan output seperti kecerdasan manusia. Tentu saja akan menguntungkan untuk bisnis. Namun, ada ancaman AI bagi pelaku bisnis yang perlu diantisipasi.

Ancaman muncul karena sejumlah kelemahan dari AI. Karena merupakan teknologi buatan, AI hanya merupakan mesin yang dibuat sedemikian rupa menggunakan basis data terpadu. Tanpa data, AI tidak bisa merespons kebutuhan bisnismu.

5 Ancaman Artificial Intelligence (AI) bagi Pelaku Bisnis

AI terkenal sebagai teknologi yang membantu efisiensi proses bisnis. Contohnya meningkatkan kualitas produk berdasarkan data review konsumen. Di samping itu, ada beberapa ancaman yang juga perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis dalam penggunaan teknologi AI, antara lain sebagai berikut.

  1. Ancaman Substitusi Pekerjaan

Hadirnya AI telah membuktikan bahwa sejumlah pekerjaan di masa depan akan terancam tidak dibutuhkan lagi. Maksudnya, pekerjaan manusia seperti cleaning service atau teller bank tidak lagi dibutuhkan karena bisa digantikan dengan robot AI.

Ancaman substitusi pekerjaan adalah ancaman yang terjadi ketika mesin atau teknologi dapat menggantikan atau mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Akibatnya terjadi penurunan jumlah tenaga kerja sehingga lebih banyak pengangguran. Pekerja dengan skill terbatas menjadi kesulitan mencari pekerjaan baru.

Untuk itu, perlu ada upaya untuk mengatasi ancaman substitusi pekerjaan. Misalnya dengan mengembangkan keahlian yang tidak bisa digantikan mesin seperti kreativitas, adaptasi, dan kepemimpinan.

  1. Keamanan Data

Teknologi kecerdasan buatan sangat tergantung pada basis data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Karena basis data inilah AI bisa menghasilkan keputusan yang tepat. Di sisi lain, keamanan data perusahaan pun berisiko besar terancam.

Misalnya saja serangan siber. Sistem AI dapat menjadi target bagi para peretas untuk mengambil alih data atau mengganggu operasi sistem. Alhasil, terjadi kebocoran data, pencurian identitas, pencurian, atau bahkan kerusakan sistem.

Itulah sebabnya perusahaan harus memperhatikan aspek keamanan data ketika mengimplementasikan teknologi AI. Nah, untuk menanggulanginya, pihak manajemen dapat memperkuat keamanan jaringan dan mengembangkan sistem pemantauan yang lebih berkualitas. 

  1. Disinformasi Digital

Disinformasi berarti penyebaran informasi palsu atau menyesatkan yang dilakukan dengan sengaja. Biasanya karena pengaruh opini publik dalam upaya mengejar tujuan ekonomi tertentu. 

Penggunaan disinformasi digital sangat mengancam karena sumber online telah menjadi sumber daya yang penting dalam proses pembentukan opini. 

Apalagi dengan kemajuan AI, membuat teknologi ini mampu menyusun konten palsu dengan cara yang lebih mudah tetapi lebih sulit dideteksi. Belum lagi masalah kecepatan waktu penyebaran disinformasi. AI bisa menghasilkan ribuan postingan atau komentar palsu dalam waktu singkat.

Untuk mengatasi ancaman disinformasi digital oleh AI, diperlukan tindakan yang tepat. Solusi sederhananya dengan menerapkan peraturan untuk melindungi publik dari disinformasi digital.  Selain itu, perlu diterapkan sistem yang bisa mendeteksi penggunaan AI pada media sosial demi mencegah penyebaran disinformasi digital.

  1. Kurangnya Inovasi

Salah satu kelemahan AI yakni tidak memiliki kreativitas. Sistem AI dirancang hanya mampu menjalankan perintah sesuai algoritmanya. Dengan kata lain, output yang dihasilkan AI akan sama meskipun pengguna menghendaki hasil yang berbeda. Itu artinya tidak ada inovasi.

Jika AI tidak memiliki kreativitas, AI mungkin tidak dapat menghasilkan ide-ide baru yang diperlukan untuk inovasi. Tanpa inovasi, bisnis lebih mudah kalah dari pesaingnya. Itulah sebabnya penggunaan AI dapat menjadi ancaman berupa membatasi kemampuan bisnis untuk bersaing dengan kompetitor yang lebih kreatif.

  1. Ketergantungan pada Penyedia Teknologi

Tidak semua perusahaan mampu menerapkan AI. Sebab, perancangan teknologi kecerdasan buatan membutuhkan biaya yang sangat besar. Jika bisnis ingin menerapkan AI tetapi tidak memiliki sumber daya yang cukup, kemungkinan bisnis akan bergantung pada penyedia eksternal.

Dampaknya, bisnis lebih ketergantungan kepada vendor. Jika biaya lebih besar, mau tidak mau pihak manajemen harus membayar lebih banyak. Belum lagi jika ada peretasan sistem, data yang digunakan bersama pun akan terancam dengan kebocoran data.

Penerapan teknologi bak dua sisi mata uang, ada positif ada juga dampak negatifnya. Dengan mengetahui ancaman artificial intelligence (AI) bagi pelaku bisnis harapannya pihak manajemen mampu mengantisipasi ancaman yang muncul tersebut.

Setelah mengetahui berbagai penjelasan seputar AI ini, sebagai seorang C Level atau business owner, apakah kamu tertarik untuk menerapkannya? Tertarik atau tidaknya, kamu tentu harus paham betul bagaimana penggunaannya yang tepat.

Dalam hal ini, Naikreatif bisa menjadi solusi bagi kamu yang masih bingung dengan teknologi satu ini. Sebagai digital branding agency, Naikreatif akan memberikan kamu edukasi terkait AI dan ChatGPT untuk merealisasikan perusahaan semakin optimal.